Inilah Beberapa Gejala Demam Berdarah dan Tips Pencegahannya – Demam berdarah dengue (DBD) sudah jadi salah satu penyakit yang terkenal, khususnya pada daerah tropis dan subtropis. Kenali gejala dan tanda-tanda DBD sehingga kamu tahu bagaimana tindakan penanganan dan pencegahan yang efektif.
Demam berdarah terjadi gara-gara virus dengue yang menular lewat rolet online gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang umumnya hidup pada daerah yang panas dan lembap.
Masalah kesegaran ini mesti kamu waspadai gara-gara dapat memicu perdarahan yang parah, penurunan tekanan darah, apalagi sampai kematian mendadak.
Inilah Beberapa Gejala Demam Berdarah dan Tips Pencegahannya
Virus dengue yang memicu demam berdarah menyebar lewat nyamuk yang berkembang biak pada lingkungan yang memiliki banyak genangan air.
Nyamuk ini menularkan virus kala menghisap darah manusia. Agar lebih waspada, kamu sebaiknya mengetahui apa saja gejala dan tanda-tanda DBD tersebut ini:
- Demam tinggi yang bisa capai 40 derajat Celsius.
- Sakit kepala.
- Nyeri pada otot, tulang, dan sendi.
- Mual.
- Muntah.
- Rasa sakit di belakang mata.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Bintik-bintik merah pada kulit.
Lalu, apakah pengidap DBD mengalami demam naik turun? Benar.
Biasanya, demam bakal turun kala dan dapat kambuh kembali, apalagi slot gacor 777 bisa lebih parah. Inilah yang memicu DBD sukar untuk terdeteksi.
Dalam lebih dari satu kasus, gejala demam berdarah dapat memburuk dan berisiko mengancam jiwa.
Selain itu, virus ini juga memicu penurunan kuantitas trombosit pada tubuh secara drastis.
Penurunan trombosit ini dapat memicu gejala berikut:
- Nyeri perut parah.
- Muntah yang terjadi terus-menerus, dalam lebih dari satu persoalan mengandung darah.
- Pendarahan pada gusi atau hidung.
- Urine dan tinja mengandung darah.
- Perdarahan di bawah kulit yang ditandai dengan bintik-bintik atau memar.
- Sesak napas.
- Kulit terasa dingin atau basah.
- Kelemahan.
- Gelisah akibat ketidaknyamanan.
Tips Mencegah Gejala Demam Berdarah
Selain mengetahui gejala dan tanda-tanda DBD, kamu mesti tahu aspek risiko yang meningkatkan peluang terinfeksi penyakit ini.
Beberapa aspek tersebut meliputi:
- Tinggal atau bepergian pada daerah tropis dan subtropis, seperti Asia Tenggara, kepulauan Pasifik barat, Amerika Latin, dan Karibia. Wilayah ini merupakan habitat nyamuk Aedes aegypti.
- Pernah mengidap DBD sebelumnya, yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi kembali.
Salah satu cara pencegahan penyakit DBD adalah vaksinasi.
Para pakar kesegaran merekomendasikan vaksin ini untuk orang-orang yang berusia antara 9-45 tahun, khususnya bagi mereka yang tinggal pada lokasi tropis dan subtropis. Pemberian vaksin terbagi jadi tiga dosis selama 12 bulan.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuktikan bahwa vaksin bukanlah cara pencegahan yang efisien untuk DBD pada lokasi tropis dan subtropis. Langkah pencegahan paling baik adalah mengendalikan populasi nyamuk pada kurang lebih lingkungan daerah tinggal.
Baca Juga: Daftar Pilihan Obat Pilek yang Aman untuk Dewasa
Lebih jelasnya, tersebut ini pencegahan yang bisa kamu dan keluarga lakukan untuk mengendalikan populasi nyamuk dan jauhi gigitan nyamuk.
1. Menggunakan pendingin ruangan
Nyamuk demam berdarah bakal lebih aktif kala matahari terbit sampai terbenam. Memakai pendingin ruangan kala cuaca panas dapat mengurangi risiko penyebaran nyamuk gara-gara nyamuk tidak menyukai udara dingin.
2. kenakan baju tertutup
Tips mencegah DBD selanjutnya adalah kenakan baju yang tertutup. Misalnya, baju dan celana panjang, kaos kaki, dan sepatu.
Langkah ini jadi penting, khususnya bagi orang-orang yang tinggal pada daerah tropis dan subtropis.
3. Menyalakan obat nyamuk
Saat ini ada banyak type obat nyamuk, seperti semprotan, bakar, dan lotion. Semprotkan atau usapkan lotion nyamuk sebelum akan tidur.
Saat musim hujan tiba, mungkin mesti menggunakan lotion nyamuk lebih kerap gara-gara nyamuk bakal lebih mudah berkembang biak selama musim hujan.
4. Memusnahkan habitat nyamuk
Nyamuk umumnya berkembang biak pada genangan air kurang lebih rumah, seperti got, pot tanaman, wadah air, dan kolam.
Bersihkan kolam dan semua wadah air setidaknya seminggu sekali.
Selain itu, jangan lupa untuk menyingkirkan atau jauhi barang-barang bekas yang dapat menampung air.